🏙️ Syekh Amin Al Jailani

Suatu hari, cucu Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Syekh Fadil Al-Jailani menjelaskan tentang ciri kewalian KH Maimoen Zubair (Mbah Moen). Hal tersebut sebagaimana mengutip dawuh Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab Nahrul Qadiriyah, Syekh Fadil mengatakan, ada lima sifat para wali, dimana kelima sifat ini melekat pada diri Mbah Moen. Syekh Junaid al-Baghdadi, hidup 200 tahun sebelum kelahiran Syekh Abdul Qadir. Namun, pada saat itu ia telah meramalkan akan kedatangan Syekh Abdul Qadir Jailani. Suatu ketika Syekh Junaid al-Baghdadi sedang bertafakur, tiba-tiba dalam keadaan antara sadar dan tidak, ia berkata, “Kakinya ada di atas pundakku! Kakinya ada di atas pundakku!” Karya-karya Keilmuan Syekh Abdul Qadir al-Jailani Waktu yang banyak diisi dengan mengajar dan bertausyiah membuat Syekh Abdul Qadir al-Jailani tidak cukup waktu untuk menulis dan mengarang. yang disepakati penisbatan sebagai karya Syekh ada tiga.Al-Ghunyah, Al-Fath al-Rabbani, Futuh al-Ghaib.29 Dan karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani yang Syekh Abdul Qadir Al-Jailani (471 H/1078 M-561 H/1167 M) adalah pendiri tarekat Qadiriyah. Syekh Abdul Qadir tidak lepas dari mengajar tafsir, hadits, fiqih, perbandingan mazhab, aqidah, nahwu, dan membaca Al-Qur’an dengan beragam qira’ah. Syekh Abdul Qadir mengeluarkan fatwa menurut dua mazhab, Mazhab As-Syafi’i dan Mazhab Ahmad bin Hanbal. Aplikasi buku ini kami buat untuk memudahkan jamaah dalam membaca manaqib Syaikh Abdul Qodir Al Jailani RA. didalamny berisi bacaan manaqib 1-7, wahaisuntaha, ibadallah, do'a dan ya Arhamarrohimin. Mereka semua berkata,"Syekh Abdul Qodir Jailani adalah syekh dan pemimpin kami." Terima kasih kepada Dr. Ajid Thohir yang menulis disertasi tentang kitab Manakib Syekh Abdul Qodir Al-Jilani. Disertasi beliau menjadi salah satu dari enam disertasi terbaik yang diterbitkan Kemenag tahun 2011 (486 hlm). Syaikh 'Abdul Qodir Al-Jaelani Abdul Qadir Jaelani atau Abd al-Qadir al-Gilani adalah seorang ulama fiqih yang sangat dihormati oleh Sunni dan dianggap wali KiosSantri Grosir. 576 likes. Kios Santri Grosir Merupakan Toko Online yang menyediakan Kitab-kitab Pesantren,bacaan Islam, kitab terjemah, sarung, baju koko, songkok,dll. dengan melaya Mengenal Sosok Syeikhul Islam Abdul Qadir al-Jailani. Islam Kaffah 26/11/2019 Biografi. Syekh Abdul Qadir sebuah nama yang sangat familiar di telinga kaum muslimin Tokoh Ulama fiqih yang sangat dihormati oleh kaum sunni dan dianggap sebagai wali dalam dunia tarekat dan sufi Memiliki pengaruh besar dan pemikiran yang telah menyebar luas di dunia . Syekh Abdul Qadir tidak hanya dikenal sebagai maestro dalam bidang ilmu tasawuf. Seperti disampaikan cendekiawan Syekh Muhammad Fadhil al-Jailani, alim tersebut juga menguasai 13 bidang ilmu sains. Menurut cucu ke-25 dari ulama abad ke-12 M itu, beberapa kajian yang digeluti sang mujadid ialah astronomi dan medis atau kedokteran. Penamaan jalan sufistiknya, yakni Tarekat Qadiriyah, cenderung mengemuka beberapa tahun sesudah wafatnya. Sebagai catatan, Syekh Abdul Qadir berpulang ke rahmatullah pada malam Sabtu, tanggal 8 Rabiul Akhir 561 H. Jenazahnya dimakamkan pada malam itu juga di madrasahnya, Babul Azaj, sekitaran Baghdad. Lautan manusia mengiringi prosesi pemakaman. Pokok ajaran tarekat itu adalah pertama, akidah yang benar. Pada masa hidupnya, Syekh Abdul Qadir selalu mewanti-wanti pentingnya berakidah seperti generasi salaf. Di samping itu, akidah yang dijalankannya ialah Ahlussunah waljamaah aswaja. Caranya dengan berusaha sungguh-sungguh dalam memahami dan mengamalkan Alquran dan Sunnah Nabi SAW. Dengan begitu, seseorang akan mendapatkan petunjuk dalam menapaki jalan thariq yang menyampaikan ke hadirat Allah SWT. Kedua, dalam ajaran Tarekat Qadiriyah, seorang murid atau salik dituntut untuk mempunyai sikap mubtadi. Maknanya, mengikuti dengan berbagai sifat uta ma. Pada praktiknya, mereka gemar membersihkan hati dan pikiran. Dengan begitu, tangan dan kaki akan ringan dalam berbuat kebajikan dan menolak kemungkaran amar ma'ruf nahi munkar. Ketiga, aspek sosial juga di tekankan. Para salik mesti menjaga kehormat an para mursyid, bergaul baik dengan sesama ikhwan, serta memberikan nasihat kepada sesama Mukmin. Menjauhi permusuhan serta senang memberikan pertolongan, baik dalam masalah agama maupun dunia. Itulah cerminan pribadinya. Keempat, setelah ajaran dasar tersebut dihayati dan diamalkan, para murid dapat menjalani berbagai tahapan maqam kerohanian. Inilah yang diistilahkan sebagai riyadhah latihan dan mujahadah kesungguhan dalam membiasakan jiwa dan raga untuk taat kepada Allah SWT. Untuk tahap awal, mereka akan pertama-tama berbincang dengan guru. Lantas, syekh akan menyampaikan wejangan, pembaiatan, serta pembacaan doa-doa. Untuk tahap selanjutnya, tiap murid berkomitmen untuk menempuh jalan Illahi dengan didampingi oleh syekh. Fase ini membutuhkan waktu yang cukup panjang, bisa menghabiskan durasi bertahun-tahun lamanya. Dalam tahapan ini, murid diberi ilmu hakikat oleh gurunya. Oleh sebab itu, seorang salik harus yakin atas perjuangannya dan tetap bersemangat untuk melawan hawa nafsu dan melatih dirinya. “Ini adalah dzikir yang pendek, tetapi besar pahala dan manfaatnya” kata Syekh Amin Aduhaby Al-Jailani ketika menyampaikan beberapa nasihat kepada para santri di Masjid An-Nur II. Pada kunjungan silaturahminya yang kedua ini, beliau memberikan sebuah resep bahagia di dunia dan di akhirat. Sekitar pukul WIB dini hari, beliau tiba di Pondok Pesantren Wisata An-Nur II. Seusai sholat subuh berjama’ah, barulah beliau menyampaikan amalan-amalan yang dibaca setiap usai sholat fardu. Beberapa amalan itu beliau jelaskan beserta sebab dan keutamaanya. Yang pertama adalah membaca istighfar, beliau menganjurkan kita untuk mengistiqomahkan pembacaan istighfar sebanyak 3 kali setiap usai sholat. Istighfar sendiri dimaksudkan untuk menyempurnakan sholat yang baru kita lakukan. Karena, tidak seratus persen sholat kita khusyuk, dan dengan istighfar itulah yang kurang dari sholat kita dapat ditambal. Istighfar bagaikan zakat fitrah. Di akhir bulan Ramadhan, kita wajib membayar zakat fitrah, tidak lain dengan zakat fitrah itulah yang dapat menyempurnakan puasa kita selama satu bulan. Dan sesuai dengan maknanya, istighfar dapat menghapus dosa-dosa kita. Setelah itu, membaca Allahumma Ainni ala dzikrika wa syukrika wa khusni ibadatika. Dimana bacaan ini dulu diwasiatkan Nabi Muhammad SAW kepada sahabat Mu’adz. Seperti yang telah dijelaskan dalam hadist muasabaqoh. Usai membaca do’a tersebut, kita dianjurkan membaca ayat kursi. “Barang siapa yang membaca ayat kursi, tidak akan ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematiannya” ujar beliau yang merupakan keturunan Syekh Abdul Qodir Al-Jailani ke-26 ini. Dilanjutkan dengan baca’an-baca’an lain seperti surat Al-Alaq, beserta muawidatain yang mempunyai fadhillah besar. Sehingga kelak amalan itu akan menjadi penyelamat kita di akhirat nanti. Bagi beliau, amalan-amalan seperti itu tidaklah sulit. Bagi kita sekalipun. Sesibuk apapun kita, untuk mengamalkan semua yang beliau ijazahkan adalah hal kecil. Namun, memiliki manfaat yang besar. “Ini adalah dzikir yang pendek, tidak lebih dari 5,5 menit kita membacanya” tutur beliau yang tiba pada hari Selasa, 27 Maret kalau seusai sholat kita meluangkan waktu 5,5 menit, dalam sehari ada 5 waktu sholat wajib, berarti kita hanya meluangkan waktu 27,5 menit. Dan kita bisa mendapatkan pahala yang besar. “Dzikir ini pendek, tapi syetan dan hawa nafsu yang membuat berat” nasihat beliau. Hal itu langsung beliau buktikan. Ketika ada salah seorang santri yang bertanya kepada beliau perihal bagaimana mengatur waktu dan tetap bisa mengamalkan dzikir itu, beliau langsung membuktikannya. Diambilnya jam yang melingkar di tangannya dan diberikan kepada santri pun membaca semua dzikir tersebut dari awal hingga akhir. Dan terbukti, dzikir itu hanya memerlukan waktu 5 menit saja. Dzikir ini memang mudah untuk diamalkan. Tetapi, yang membuat berat, ya itu tadi. Hawa nafsu dan godaan setan. Pewarta Izzul Haq MALANG RAYA Dakwah keliling Sayyid Ibrahim bin Amin Muhammad Adzhuhaibi al-Jailani dari Lebanon yang merupakan keturunan ke 28 Sulthon Aulia Syech Abdul Qodir al-Jailani, di sejumlah Pondok Pesantren di Jawa timur mendapatkan pengawalan khusus dari Kyai Bersama Santri Embongan, mulai tanggal 22/02/’22 sampai 01/02/’22 Diantaranya tokoh Santri Embongan tersebut adalah Tiyok, Gus Doni Tursina, Gus Jadid, Mbah Enggot, Pak Sulis, Pak Fadol, Pak Fatkhur, Ustad Sabda, Pak Pri, Tole, Pak Fauzi, Didik, Cahyo, Pak Doyok,Rosyid,Cak Porong, Saiful, Pak Wek, Cak Pen, Muhid, Dian,Dika,Asror, Abah Johar,Mawardi, Mantoha, Sholeh, Aok, dan masih banyak lagi. Foto Sayyid Ibrahim bin Amin Muhammad Adzhuhaibi al-Jailani tengah, Suroso Bin Soedri Romo Suroso dan istri Umi Dina.samping kanan dan kiri Salah satu tokoh santri Pak Tiyok mengatakan, “pengawalan atau keikutsertaan para santri Embongan dalam mengiringi dakwah beliu merupakan satu kesempatan yang sangat dinanti dan kita juga bersyukur diberikan kesempatan Allah SWT, mengantarkan Cicit Sulthon Aulia Syech Abdul Qodir al-Jailani untuk berdakwah”.ucapnya. Foto Sayyid Ibrahim bin Amin Muhammad Adzhuhaibi al-Jailani tengah, Santri embongan Mbah Jenggot Kiri, Santri embongan Pak Tiyo Kanan Sedangkan Kyai Nurul Huda Rowat dari Sendang Biru, menyampaikan, Kalau dirinya juga bersyukur kehadiran Sayyid Ibrahim bin Amin Muhammad Adzhuhaibi al-Jailani, “mampu menjadi pencerah bagi temen-temen Embongan yang saat ini dengan sukarela menjadi santri”. Tandasnya. Syekh Sayyid Ibrahim bin Amin Muhammad Adduhaibi al-Jailani kiri, Kasepuhan LUHUR KEDATON Kanan Sementara itu, Kasepuhan Luhur KEDATON, mengemukakan bahwa bagi dirinya yang ikut Thoriqoh Qodariyah Wa Naksabandiyah TQN dari Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin Abah Anom PP. Suryalaya , “bisa bertemu Sayyid Ibrahim bin Amin Muhammad Adzhuhaibi al-Jailani keturunan ke 28 Sulthon Aulia Syech Abdul Qodir al-Jailani, merupakan berkah dan keberuntungan yang istimewa dan luar biasa, apalagi bisa ikut mengiringi dan mensyiarkan dakwah beliau Cicit Sulthon Aulia Syech Abdul Qodir al-Jailani lewat pemberitaan di Media Kontras TIMES, sehingga semua ummat Muslim bisa ikut mengambil Hikmahnya “.tandasnya. Ilm

syekh amin al jailani